Jangan Kuliah di Aberdeen, Martabaknya Engga Enak

Bagi anda yang berfikiran kuliah di Aberdeen atau di luar negeri barangkali perlu memikirkan ulang rencana anda tersebut. Yah salah satu alasannya adalah di Aberdeen martabaknya engga enak. Gimana bisa enak wong buatnya juga coba-coba. Tidak seperti martabak-martabak buatan abang pinggir jalan itu. kl yg mereka buat kan endess…

Engga enak lha wong di sini ga ada yang jualan martabak. Kalau pengen dan kangen dengan kuliner yang satu ini ya harus buat. Buatnya pun ribet, harus lewat browsing resep lah, nebak mana resep yang kira-kira cocok dengan bahan-bahan di sini. Tak kadang nemu resep yang saat dilihat menarik tapi yah.. ga pas entah terlalu encer atau yg lain.

Bagi ibu-ibu juru masak, mungkin literature review macam paragraph di atas sudah sering dilakukan. Tapi jangan salah, memasak dalam keterpaksaan ternyata merupakan barakah tersendiri. Paling tidak ini menjadi me time yang berguna. Syukur2 istri semakin cinta, anak makannya jadi nambah, wah…. suenenge pol…

Saat ujicoba dengan martabak, tidak ada resep yang saya ikuti dengan pasti. Satu-satunya resep yang saya anut adalah untuk bahan kulit, bahannya terdiri atas tepung terigu dan tepung kanji. Sudah itu tok. Komposisi berapa terigu dan berapa kanji ya coba-coba. Gagal? sering, tapi dari gagal itu biasanya aku dokumentasikan menjadi log book semacam ini.

Jadi… dari proses memasak ini ada pelajaran penting yang bisa aku ambil, diantaranya: harus teliti, berlatih terus menerus. Ya karena memasak pada akhirnya membutuhkan skill dan ketrampilan yang bisa diasah terus menerus. Bagi saya, karena saya orangnya pelupa, maka saya melakukannya dengan membuat catatan seperti di atas.

Resep isiannya apa?
Gambling. Karena anak ga terlalu suka beef, aku gantilah beef dengan daging ayam. Masih untung bawang daun di sini ada dan masih terjangkau untuk dibeli. Kalau tidak ya… wassalam. Bumbu lain saya cm berfikir kl di Indonesia dominan masakan seperti ini menggunakan garam, bawang putih dan bawang merah/bombay. nah tinggal tambahan rempah2ny tuh. Saya gambling dengan menambahkan ketumbar. Enak ko. masalah rasa dipas-pasin sendiri saja. saya ga mencatat takarannya.

Tahapnya mungkin perlu membuat adonan kulit, kemudian merendam adonan kulit ke dalam minyak selama minimal 2 jam. Setelah itu memipihkan seeperti yang dilakukan abang-abang pinggir jalan, ngegoreng, taroh isian, udah deh. Tara… Jadi martabak asin ala-ala yang mungkin rasanya tidak senikmat di Indonesia, tapi sangat bersyukur dong akan nikmat Allah ini. ya nggak?

Buat sendiri? Iye.. nih ada foto-fotonnye. bukti otentik kl martabaknya buat sendiri

Alhamdulillah

Agung Toto Wibowo

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *